SELAMAT DATANG TEMAN-TEMAN GURU GEOGRAFI TINGKAT MADRASAH ALIYAH SULAWESI UTARA, GORONTALO DAN MALUKU UTARA

Sabtu, 22 Oktober 2011

Pendidikan Berbasis Karakter


Sekarang dunia pendidikan kita sedang heboh dengan slogan Pendidikan berkarakter. Saya sendiri telah mendengar dan sempat membaca beberapa blog pendidik yang membahas pendidikan berkarakter di Indonesia. Menakjubkan sebenarnya, karena ide pendidikan berkarakter sudah ada sejak lama sekali, sedangkan Indonesia baru terbelalak matanya diseputaran tahun 2007. Dan di tahun 2010/2011, meski sangat terlambat, Kementerian Pendidikan Nasional kembali menggiatkan wacana pendidikan berkarakter untuk menuntaskan peliknya masalah pendidikan di Indonesia.
Seakan gagap dan terlena, ketika Pendidikan berbasis berkarakter disisipkan ke kurikulum dan silabus, sebagian pendidik kita kelabakan untuk menentukan pengertian karakter itu sendiri. Kegamangan guru-guru dalam menerapkan materi pelajaran yang disisipi pembentukan karakter siswa-siswi didiknya merupakan potret nyata bahwa selama ini pendidikan di Indonesia hanya pandai mencerdaskan otak, namun gagal dalam membentuk siswa yang berkarakter.
Fenomena yang menarik adalah ketika dunia pendidikan asyik menciptakan siswa-siswi cerdas dengan memberikan beban pelajaran super berat dan banyak, padahal dengan beban pelajaran yang tinggi, energi guru dan siswa terbuang percuma karena mereka sadar hanya 5 – 10 % siswa saja yang mampu mengikuti pelajaran dengan baik.
Hal ini tentu menjadi bumerang bagi dunia pendidikan Indonesia karena jelas-jelas mengabaikan 90% siswa dengan kemampuan dibawah rata-rata dan dianggap tidak memiliki nilai akademis tinggi. Bahwa dikatakan bumerang karena siswa dengan nilai akademis rendah dan sedang menempati porsi terbesar di negara Indonesia, maka yang terjadi adalah pendidikan Indonesia menciptakan jurang dikotomi terhadap hak-hak pendidikan yang layak bagi 90% komunitas ini.
Kebalikan dari negara Jepang, pendidikan di Indonesia justru menyiapkan seluruh siswa-siswi kita menjadi ahli pemikir dan ilmuwan. Sedangkan di Jepang, mereka sadar bahwa tidak semua siswa itu cerdas dan memiliki potensi yang sama. Kecerdasan bukan hanya potensi akademik, tapi ada beraneka ragam dimensi kecerdasan yang sifatnya konkrit, seperti ketrampilan, seni, olahraga dan kegiatan non akademik lainnya.
Kenyataan bahwa hanya ada 5-10% manusia cerdas ditiap negara membuat Jepang mempersiapkan pendidikan berkarakter untuk membentuk 90% siswa-siswinya yang merupakan penduduk mayoritas. Walhasil, negara Jepang kini menjadi negara maju dan disiplin bukan karena kecerdasan semata, tetapi karakter kuat dari penduduk mayoritas yang telah digembleng dalam masa pendidikan. Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Mengaca dari Program Pendidikan dari masa Orde Lama hingga sekarang, belum ada tanda-tanda perubahan berarti dari Pemerintah dalam mempersiapkan siswa-siswi kita menjadi manusia berkarakter kuat. Contoh konkrit salah satunya masih digunakan Ujian Nasional sebagai tolak ukur penilaian hasil belajar. Yang menjadi pertanyaan, karakter apa saja yang cocok untuk ditanamkan pada siswa-siswi kita?
Menurut UU no 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter bangsa yang bermartabat. Ada 9 pilar pendidikan berkarakter, diantaranya adalah:
  1. Cinta tuhan dan segenap ciptaannya
  2. Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian
  3. Kejujuran /amanah dan kearifan
  4. Hormat dan santun
  5. Dermawan, suka menolong dan gotong royong/ kerjasama
  6. Percaya diri, kreatif dan bekerja keras
  7. Kepemimpinan dan keadilan
  8. Baik dan rendah hati
  9. Toleransi kedamaian dan kesatuan
Nah, ke-9 karakter itulah yang dapat Bapak dan Ibu guru sisipkan dalam tiap pembelajaran dikelas. Semoga menjadi pencerah dalam menciptakan siswa-siswa berkarakter kuat dan amanah.

Untuk mempermudah Bapak dan ibu Guru dalam membuat Silabus dan RPP bersama ini kami sudah menyiapkan Silabus dan RPP Berkarakter yang disertai dengan Pemetaan SK/KD, KKM, Promes dan Protah untuk 15 mata pelajaran yaitu:
1. Agama
2. Sosiologi
3. Geografi,
4. Ekonomi
5. Sejarah
6. PKn
7. Kimia
8. Fisika
9. Biologi
10. Matematika
11. Bahasa Inggris
12. Bahasa Indonesia
13. Seni Budaya
14. TIK
15. Penjaskes
Untuk contohnya silahkan Bapak dan ibu download di sini
Jika sesuai dengan keinginan Bapak dan Ibu silahkan pesan ke kami, tersedia untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA. Harga Rp 150.000/mata pelajaran. Langsung dikirim lewat email dan anda tinggal edit untuk menganti nama sekolah/madrasah. Jika ingin pesan sekaligus semua mata pelajaran di kirim dalam bentuk DVD dengan biaya Rp 1.250.000,-langsung ke alamat Bapak dan Ibu.

Jumat, 21 Oktober 2011

Renstra Pendidikan Nasional Harus Dievaluasi


JAKARTA, KOMPAS.com — Perubahan nama Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) harus diikuti perubahan rencana strategis (renstra) pendidikan nasional 2010-2014 yang selama ini menjadi pedoman penyelenggaraan kebijakan pendidikan. Anggota Komisi X, Raihan, mengatakan, apalagi, saat ini, Kemdikbud memiliki wakil menteri yang secara khusus mengurusi soal kebudayaan.
“Dimasukkannya kebudayaan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan telah membuat Renstra tersebut menjadi kurang relevan lagi karena hanya bicara soal desain pendidikan nasional dan pencapaian berupa angka-angka kuantitatif,” ujar Raihan, Kamis (20/10/2011).
Angka-angka kuantitatif itu, seperti pencapaian angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) serta kelulusan 100 persen pada ujian nasional (UN).
“Oleh karena itu, renstra tersebut harus segera dievaluasi secara menyeluruh,” katanya.
Menurut Raihan, evaluasi renstra juga diperlukan untuk mencermati sejumlah kebijakan yang selama ini justru bertentangan dengan tujuan dan fungsi pendidikan itu sendiri. Dia mengatakan, pemerintah harus berani mengoreksi kebijakan yang selama ini justru bertentangan dengan konstitusi dan UU Sisdiknas Tahun 2003 serta menghambat pencapaian tujuan pendidikan nasional.
“Misalnya, kebijakan UN yang nyata-nyata mengakibatkan kerusakan moral dan menghambat penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun,” ujar Raihan.
Ia mengungkapkan, amanat konstitusi Pasal 31 Ayat (2) menyatakan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
“Sementara itu, di pihak lain, kebijakan UN yang diatur dalam PP 19 Tahun 2005 justru berdampak terhambatnya warga negara untuk menempuh pendidikan dasar. Terlebih lagi, UN yang hanya mengukur aspek kognitif tidak sesuai dengan esensi penyelenggaraan pendidikan dasar, yaitu pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai moral,” katanya.
Di samping itu, Raihan menekankan, pemerintah harus berani mengoreksi kebijakan yang bersifat diskriminatif, seperti program rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) yang dinilainya menghambat akses warga negara yang tidak mampu secara ekonomi untuk menikmati pendidikan bermutu.
“Hal ini jelas bertentangan dengan Pasal 4 Ayat (1) UU Sisdiknas yang menyatakan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa,” kata Raihan.
Semoga Bermanfaat...!!!

Kamis, 20 Oktober 2011

Tatap Muka Kabid Mapenda Kemenag Sulut di MIN Bitung


Kabid Mapenda
Tepatnya hari Selasa tanggal 18 Oktober Kepala Bidang Mapenda Kemenag Sulut yang baru Bpk. Drs. Siradjudin Mandeng,M.Si, mengadakan tatap muka dengan seluruh guru dan kepala madrasah dari tingkat RA, MI,MTs dan MA baik swasta maupun negeri yang ada di lingkungan Kementerian Agama Kota Bitung bertempat di Ruang Serba Guna MIN Bitung. Sebelum acara tatap muka diawali dengan kunjungan kerja ke beberapa madrasah yang didampingi oleh Kepala Seksi Mapenda Kemenag Kota Bitung Ibu Rugaya Udin,S.Pd,M.Pd. Kunjungan kerja ke beberapa madrasah tersebut dengan maksud untuk melihat dari dekat tentang perkembangan serta kendala-kendala yang dihadapi dari masing-masing madrasah dalam menyelenggarakan pendidikan. 
Kasi Mependa Bitung
Selanjutnya dalam acara tatap muka, Kabid Mapenda diberi kesempatan untuk memberikan  arahan kepada seluruh kepala madarasah dan guru-guru yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pendidikan yang ada di Kota Bitung.  Di samping itu juga masalah kesejahteraan guru-guru juga menjadi perhatian, khususnya menganai sertifikasi guru dan tunjangan sertifikasi dan inpassing bagi guru-guru honor berserta tunjangan serta pertukaran guru-guru ke daerah lain dalam rangka peningkatan kompetensi dari guru yang bersangkutan. Diakhir acara tatap muka tersebut Kasi Mependa Kota Bitung berharap kiranya kegiatan tersebut bisa dilaksanakan pada waktu-waktu yang akan datang, Insya Allah..! Semoga ( Zakir)  

Kakanwil Kemenag Sulut Buka 4 Diklat

Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara Drs. H. Sya`ban Mauluddin, M.PdI didampingi Kabalai Diklat Drs. Hi. Rusman Langkey,M.Pd  telah membuka 4 (empat) diklat sekaligus pada hari Selasa 18 Oktober 2011 bertempat di Aula Samratulangi Balai Diklat Keagamaan Manado. Adapun diklat tersebut yaitu : Diklat Penyuluh Agama Islam Tkt. Dasar, Diklat Karya Tulis Ilmiah Guru MA untuk PNS Gol. Va, Diklat Guru Matematika MTs danDiklat Guru IPS MI.

Diklat tersebut diikuti oleh peserta yang berasal dari 3 Propinsi yaitu: Propinsi Sulawesi Utara, Propinsi Maluku Utara dan Propinsi Gorontalo yang masing-masing propinsi terdiri dari 10 peserta yang di pilih dari masing-masing Kabupaten / Kota. ( Zakir)

Jumat, 14 Oktober 2011

Kabalai Kemenag Sulut Tutup 4 Diklat

Pada Rabu 12 Oktober 2011 jam 8.30 wita Kepala Balai Diklat Keagamaan Manado Bpk. Drs. Hi. Rusman Langke,M.Pd telah menutup ke 4 (empat) diklat yang dilaksanakan selama 10 hari. Empat diklat tersebut yaitu : Diklat Guru PKn MI Tingkat Dasar, Diklat Guru Geografi MA Tingkat Dasar, Diklat Peningkatan Kualitas Kepala MTs/MI dan Diklat Penyuluh Agama Islam Angkt. I. Sebelum menutup, dilakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat selama 10 hari tersebut yang dipimpin langsung oleh Kabalai. Dalam Evaluasi tersebut terungkap beberapa masalah diantaranya masalah infrastruktur secara keseluruhan perlu ada peningkatan, juga masalah SDM penyelenggara diklat (panitia dan widyaiswara) perlu terus ditingkatkan. Secara umum penyelenggaraan diklat sudah memadai, hal ini dirasakan oleh peserta sendiri selama berada di balai diklat keagamaan manado. Setelah evaluasi selesai dilanjutkan dengan acara penutupan yang diawali dengan penyampaian kesan dan pesan dari peserta diklat yang diwakili oleh Zakir Hubulo,S.Sos,M.Pd ( Peserta Diklat Guru Geografi MA). Dalam acara tersebut Kepala Balai Diklat memberikan pengarahan dan beliau berharap agar supaya apa yang telah didapat dari diklat dapat diimplementasikan di tempat kerja masing-masing. Penyampaian materi hanya merupakan dasar dimasing-masing diklat sedang penjabaran selanjutnya dilakukan oleh peserta itu sendiri. Beliau berharap supaya para Guru tidak ketinggalan dengan IT (informasi dan Teknologi) karena ilmu pengetahuan saat sekarang ini berkembang sangat pesat. Apapun informasi pengetahuan dan informasi lainnya bisa kita dapatkan melalui jaringan internet, baik informasi lama maupun informasi terkini, lanjut beliau. Diakhir pengarahan beliau menyampaikan salam kepada pimpinan masing-masing peserta dan secara pribadi salam buat keluarga peserta di rumah yang telah ditinggalkan beberapa hari selama mengikuti kegiatan diklat. Setelah Kabalai menyampaikan arahan dilanjutkan dengan penyampaian hasil peringkat 5 besar dari peserta diklat selama mengikuti diklat oleh Kepala Seksi Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Ibu Kartini Lanes,S.Pd,M.Pd. Sesuia denga hasil penilian baik dari panitia maupun dari para widyaiswara khusus untuk Diklat Guru Bidang Studi Geografi MA yang menempati peringkat I yaitu Sdr. Aziz Dukalang,S.Pd ( Kemenag Gorontalo ), peringkat II Sdr. Zakir Hubulo,S.Sos,M.Pd (Kemenag Bitung), peringkat III Sdr. Anton,S.Pd (Kemenag Maluku Utara), Peringkat IV Sdr. Bahri,S.Pd (Kemenag Gorontalo ) dan peringkat V Ibu Mun Gaga,S.Pd (Kemenag Gorontalo). Diakhir penyampaian Kepala Seksi mengharapkan agar kegiatan diklat ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi Kementerian Agama yang kita cintai.Amin. semoga  (Zakir).

Kamis, 13 Oktober 2011

Persyaratan Naik Pangkat Bagi Guru


Ernis Diko,S.Pd

Sekitar setahun lagi, Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan) Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, berlaku efektif. Sebagian guru menyoal peraturan tersebut. Sebab, dalam permenpan itu setiap naik golongan kepangkatan, guru wajib membuat artekel yang dimuat di media Massa.
Diantara yang mempersoalkan aturan tersebut, adalah guru-guru yang tergabung dalam Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Kepala Bidang Pengembangan Profesi FSGI Ujang Subiatun menjelaskan, aturan yang mewajibkan para guru membuat artikel dan dimuat di media massa itu memberatkan guru.
“Apalagi selama ini, selama kuliah tidak diajarkan tentang menulis karya ilmiah popular,” tandasnya di Jakarta kemarin (4/10). Ujang menjelaskan, selama ini kompetensi guru diantaranya adalah kompetensi pedagogik, sosial, dan professional.
Ujang lantas menjelaskan tentang ketentuan kenaikan pangkat guru yang diatur dalam Permenpan itu. Untuk guru dengan golongan kepangkatan III-a yang ingin naik menjadi III-b, wajib membuat tiga buah makalah yang berkaitan dengan bidang ajarnya.
Selanjutnya, ketentuan kenaikan dari III-b ke III-c, wajib menulis artikel dan dimuat di koran atau majalah yang resmi baik level nasional maupun lokal. Ketentuan seperti ini juga berlaku untuk usulan kenaikan golongan kepangkatan dari III-c ke III-d. Khusus untuk kenaikan dari III-d ke IV-a, guru wajib membuat penelitian dan hasilnya penelitian itu diterbitkan di jurnal yang memiliki ISSN (International Standard Serial Number) keluaran LIPI.
Menurut Ujang, aturan penulisan artikel popular di koran dan majalah harus didahului dengan pemberian bekal terhadap guru yang ingin naik pangkat. Jika hal ini tidak dilakukan, maka bakal terjadi beragam cara untuk mengakali aturan tersebut.
Diantaranya, menyewa jasa ghost writer dengan imbalan tertentu. Selain itu, di daerah bakal berkembang koran-koran atau media cetak lain yang spesialis menampung artikel para guru. “Tentu media baru ini tidak melihat kualitas, asal muat saja. Dan mereka dapat komisi dari guru yang artikelnya dimuat,” katanya.
Lebih parah lagi, aturan tentang menyusun penelitian dan hasilnya dimuat di jurnal ilmiah. Anggota Koalisi Pendidikan Jimmy Paat menuturkan, bakal berkembang praktek lebih kotor untuk pemuatan hasil penelitian ini.
“Jurnal ilmiah bisa dicincai (diakali, red),” tutur Paat. Saat ini, setingkat dosen saja masih kuwalahan ketika harus menyusun penelitian dan dipublikasikan di jurnal ilmiah. Yang ada, guru bakal membayar jutaan rupiah ke pengolola jurnal ilmuah, supaya hasil penelitiannya bisa dimuat.
Lebih lanjut Ujang menuturkan, imbas dari kebijakan baru untuk persyarakat kenaikan golongan kepangkatan ini bakal banyak guru yang pangkatnya jalan di tempat. Saat ini, dia mencatat ada 600 ribu guru se Indonesia yang golongan pangkatnya mentok di IV-a.
Dengan ketenuan menulis artikel di media massa, guru Agama Islam di SDN Pondok Kopi 6 Petang, Jakarta itu khawatir banyak guru yang pangkatnya mentok di golongan III-b. “Kasus ini mungkin terjadi. Selama tidak bisa membuat artikel dan dimuat di media massa, kan pangkatnya tidak bisa naik,” papar guru IV-a itu.
Ujang menambahkan, selama ini selisih peningkatan gaji dari satu golongan ke golongan lainnya tidak terlalu besar. Selama masih di golongan III, peningkatan gaji pokok sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu. Peningkatan gaji pokok sedikit lebih besar sekitar Rp 100 ribu jika dari golongan kepangkatan III-d ke IV-a. Dengan selisih yang tipis ini, ditambah harus membuat artikel, Ujang memprediksi bakal muncul gerakan malas mengajukan kenaikan pangkat.
Sekretaris Jendral (Sekjen) FSGI Rento Listyarti menuturkan, sejak 2009 lalu aturan ini sudah disosialisasikan. Namun, dari laporan jaringan FSGI di daerah-daerah, masih belum ada upaya berarti untuk memberikan ilmu kepada guru tentang menulis artikel popular dan berpeluang di muat di media massa. Padahal, tambah aturan tersebut bakal mulai di jalankan untuk tahun pelajaran 2012-2013. 
Tingkat Golongan Kepangkatan Guru
a. Guru Pertama:
1. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b;
b. Guru Muda:
1. Penata, golongan ruang III/c; dan
2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
c. Guru Madya:
1. Pembina, golongan ruang IV/a;
2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan
3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
d. Guru Utama:
1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; dan
2. Pembina Utama, golongan ruang IV/e.

Selasa, 11 Oktober 2011

Materi Geografi Kelas XII

PESERTA DIKLAT
Teman-teman guru geografi di mana saja berada khususnya Guru Geografi Madrasah Aliyah yang ada di Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara. Untuk mempermudah Anda dalam mengajar bersama ini kami lampirkan perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP serta materi ajar dalam bentuk File Power point maupun PDF dan silahkan anda download pada link di bawah ini:



Protah, Promes dan KKM


Materi - Materi PDF:










Materi - Materi Power Point :
Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V


Selamat Mengajar, Semoga bermanfaat.


Untuk Artikel pendidikan silahkan Anda klik di www.siswakucerdas.blogspot.com

Materi Geografi Kelas XI

Teman-teman guru geografi di mana saja berada khususnya Guru Geografi Madrasah Aliyah yang ada di Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara. Untuk mempermudah Anda dalam mengajar bersama ini kami lampirkan perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP serta materiajar dalam bentuk File Power point maupun PDF dan silahkan anda download pada link di bawah ini:


S i l a b u s,  RPP Semester I, RPP Semester II


Protah, Promes dan KKM 

Materi - Materi PDF:



Materi Geografi Kelas X


S i l a b u s

RPP Semester I

RPP Semester II

Program Materi Pelajaran

Materi - Materi  PDF:       

Bab I : Konsep Geografi 

Bab II : Pendekatan dan Prinsip Geografi

Bab III : Ragam Aspek Geografi

Bab IV: Tata Surya dan Jagat Raya

Bab V : Sejarah Bumi

Bab VI : Litosfer dan Pedosfer

Bab VII : Atmosfer

Bab VIII : Hidosfer

Glosarium

Materi - Materi Power Point :

Bab IBab II, Bab III, Bab IV, Bab V, Bab VI, Bab VII, Bab VIII

Selamat Mengajar semoga peserta didik Anda Berhasil....!!!!